Total Tayangan Halaman

Jumat, 27 Februari 2015

FENOMENA PEMIMPIN DAN CALON PEMIMPIN DI ERA REFORMASI.

                  Reformasi melahirkan demokrasi yang membuat Indonesia menjadi negara BEBAS bukan negara DEMOKRASI. Atas Nama Demokrasi, Konstitusi dan Hak Asasi Manusia, siapapun termasuk preman, pelacur dan penjahat bisa menjadi Presiden, Gubernur, Bupati, Walikota, dll.
Di era orde lama dan orde baru jika seseorang yang ingin menjadi pemimpin, maka akan timbul beberapa pertanyaan:
“Who are you?”
“What are you?” Etc, atau disebut dengan VALUE SYSTEM.
Di era reformasi jika seseorang ingin menjadi pemimpin, maka pertanyaan yang timbul hanya satu yaitu: “How much do you have a money?”- PRICE SYSTEM.
Perubahan yang mendasar dari orde lama dan orde baru ke reformasi adalah bergesernya sistem bernegara dan berbangsa. Dari “VALUE SYSTEM” ke “PRICE SYSTEM”. Dari “NILAI” menjadi “NOMINAL”.
Dari pemimpin yang negarawan menjadi pemimpin gerombolan.
Dari pemimpin moral menjadi pemimpin kriminal.
Dari pemimpin spiritual menjadi pemimpin ceremonial.
Rakyatnya mencari kebenaran, pemimpinnya menyembunyikan keadilan.
Rakyatnya membela negara, pemimpinnya menjual negara.
Rakyatnya dipaksa membayar pajak, pemimpinnya dengan leluasa membolak-balikan hukum.
Di era orde lama dan orde baru seorang pemimpin di nilai dari BIBIT-BOBOT-BEBET. Di era reformasi seorang pemimpin dinilai dari POPULARITAS-BANDAR-BACKING.
Secara konstitusi, moral, dan etika, reformasi telah membuat negara Indonesia menjadi negara TIDAK BERTUAN dan TIDAK BERTUHAN, karena semua hal dinilai hanya dengan uang.


SALAM PEMBEBASAN!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar